Beranda | Artikel
Kematian Sebuah Kepastian
Jumat, 28 Agustus 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Haidar As-Sundawy

Kematian Sebuah Kepastian merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Al-Irsyad Ila Shahihil I’tiqad yang disampaikan oleh Ustadz Abu Haidar As-Sundawy. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 9 Muharram 1442 H / 28 Agustus 2020 M.

Download kajian sebelumnya: Nama-Nama Hari Kiamat

Kajian Tentang Kematian Sebuah Kepastian

Kita memasuki ke bab yang berikutnya, الموت (kematian). Salah satu kandungan dari beriman kepada adanya hari akhir adalah meyakini adanya kematian. Karena kematian ini termasuk diantara muqaddimah datangnya hari akhir, makanya disebut dengan sebutan  القيامة الصغرى (kiamat kecil). Yang dimaksud dengan kiamat kecil adalah:

وفاة كل شخص عند انتهاء أجله، وبها ينتقل من الدنيا إلى الآخرة

“Wafatnya seseorang ketika ajalnya tiba lalu kehidupan dia berpindah dari satu negeri ke negeri lain, dari negeri dunia ke negeri akhirat, di alam barzakh.”

Allah ‘Azza wa Jalla telah mengingatkan hamba-hambaNya tentang kematian, bahwa semua manusia itu pasti mati. Agar mereka itu mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan memperbanyak melakukan amal-amal shalih, bertaubat dari semua amal-amal buruk. Karena ketika kematian ini datang, dia menjadi penutup amal manusia.

Kematian ini tidak bisa ditunda, walaupun sesaat, walaupun hanya sedetik. Juga tidak bisa diminta untuk diajukan atau dipercepat dari waktu ajalnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam beberapa ayat, diantaranya dalam Al-Qur’an surah Al-Nunafiqun ayat 9-11, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٩﴾ وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari dzikrullah. Siapa yang melalaikan terhadap mengingat Allah, terlalaikan oleh dunia, terlalaikan oleh harta dan anak-anak, maka mereka itu termasuk orang-orang yang akan rugi. Dan berinfaklah kalian dari sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datangnya kematian kepada kalian. Ketika datang sakaratul maut, kalian berseru kepada Allah: ‘Ya Allah, kenapa Engkau tidak menunda ajalku sebentar saja, aku akan bersedekah terlebih dahulu dan aku ingin menjadi golongan orang-orang yang shalih.’” (QS. Al-Munafiqun[63]: 9-10)

Sebelum sekarat, dia tidak sempat sedekah, sebelum sekarat dia tidak sempat beribadah dan beramal shalih, ketika sakarat tiba dan tanda kematian sudha di pelupuk mata, dia baru berseru:  “Ya Allah, tolong tunda sebentar saja masa-masa kematian saya, saya ingin beramal shalih dulu, saya ingin sedekah dulu.” Apa kata Allah?

وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّـهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّـهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١١﴾

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengakhirkan kematian seseorang apabila sudah tiba ajalnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa saja yang kalian lakukan.” (QS. Al-Munafiqun[63]: 11)

Ayat ini memberi peringatan kepada kita, jangan terlena dengan kehidupan dunia. Karena ajal itu selalu mengintai. Ketika ajal sudah tiba, tidak bisa ditunda dan diakhirkan walaupun sekejap.

Dalam surah Ali-Imran 185, Allah ‘Azza wa Jalla menyatakan:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ…

Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)

Dan banyak lagi ayat-ayat masalah kematian. Kita semua diingatkan oleh Allah, bahwa kita pasti mati. Jangan kita, seluruh alam jagat raya ini hancur, musnah.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ﴿٢٦﴾ وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ﴿٢٧﴾

Semua yang ada di muka bumi pasti binasa, yang abadi hanyalah wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Ar-Rahman[55]: 26)

Jadi kematian itu disebut dengan kiamat kecil, sedangkan hancurnya alam jagat raya disebut dengan sebutan kiamat besar.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa, kata beliau:

وهو سبحانه وتعالى في السورة الواحدة يذكر القيامة الكبرى والصغرى؛ كما في سورة الواقعة؛ فإنه ذكر في أولها القيامة الكبرى، وأن الناس يكونون أزواجا ثلاثة

“Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam satu surat menjelaskan dua jenis kiamat; kiamat kubro dan kiamat sugro, yaitu dalam surat Al-Waqiah. Diawal surat Al-Waqiah ini Allah menerangkan tentang kiamat besar, lalu setelah kiamat besar terjadi manusia terbagi kepada tiga kelompok.” Yaitu:

  • As-Sabiqun, orang yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan,
  • Ashabul Yamin, kelompok kanan,
  • Ashabusy Syimal, kelompok kiri.

Penggolongan tiga golongan manusia tadi seusai kiamat. Allah berfirman:

إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ ﴿١﴾ لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ﴿٢﴾ خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ ﴿٣﴾ إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا ﴿٤﴾ وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا ﴿٥﴾ فَكَانَتْ هَبَاءً مُّنبَثًّا ﴿٦﴾ وَكُنتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً ﴿٧﴾

Apabila terjadi hari kiamat. Kejadian kiamat ini bukan sesuatu yang dusta. Kiamat ini menghinakan atau memuliakan, merendahkan atau meninggikan orang. Apabila bumi ini sudah diguncangkan dengan sehebat-hebatnya. Gunung-gunung pun dihancurkan dengan sehancur-hancurnya. Dan gunung itu yang tadinya kokoh, kuat, terdiri dari batu cadas, kemudian berubah menjadi butiran-butiran pasir yang halus. Dan kalian terbagi kepada tiga kelompok.” (QS. Al-Waqi’ah[56]: 3)

Ini di awal surah Al-Waqi’ah diterangkan tentang kiamat kubro atau kiamat besar. Kemudian di akhir surat ini diterangkan tentang kiamat sugro atau kiamat kecil berupa kematian. Sejak mulai ayat 83 dan seterusnya, Allah berfirman:

فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ ﴿٨٣﴾ وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ ﴿٨٤﴾ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَـٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ ﴿٨٥﴾ فَلَوْلَا إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ ﴿٨٦﴾ تَرْجِعُونَهَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿٨٧﴾

Kenapa kalian tidak bisa mencegah ketika ruh ini sudah ada di tenggorokan? Dan kalian ketika itu melihat. Kami saat itu lebih dekat kepadanya dibanding kalian, tapi kalian tidak bisa melihat. Seandainya kalian ini tidak di bawah kekuasaan Allah, kenapa kalian tidak kembalikan lagi roh itu ke badan kalian kalau kalian benar?” (QS. Al-Waqi’ah[56]: 83-87)

Tapi ternyata sekuat dan seberkuasa apapun orang tidak bisa menolak kematian. Ketika nyawa dicabut oleh Malakul Maut, tidak bisa ditarik lagi lalu dimasukkan lagi ke dalam jasadnya.

Lalu kata Allah:

فَأَمَّا إِن كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ ﴿٨٨﴾

Adapun kalau orang yang mati tadi termasuk kelompok orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” (QS. Al-Waqi’ah[56]: 88)

Itulah golongan pertama, As-Sabiqun, orang yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Para ulama menyatakan bahwa mereka ini golongan orang-orang yang tidak hanya melakukan amalan-amalan yang fardhu, tapi juga yang sunnah. Tidak hanya menjauhi hal-hal yang haram tapi juga yang makruh. Apa balasan yang Allah berikan kepada Al-Muqarrabun?

فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ ﴿٨٩﴾

Bagi mereka akan ada ketentraman batin, rezeki yang melimpah, dan surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Waqi’ah[56]: 89)

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla masukan kita semua ke dalam golongan Al-Muqarrabun ini.

وَأَمَّا إِن كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ ﴿٩٠﴾ فَسَلَامٌ لَّكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ ﴿٩١﴾

Adapun kalau orang yang mati tadi termasuk golongan kanan. Maka keselamatan bagimu wahai para golongan orang-orang yang kanan.”

Ini juga ahli surga. Tapi sebaliknya ashabusy syimal, semoga Allah tidak memasukkan kita kedalam golongan yang ketiga ini. Allah menyatakan:

وَأَمَّا إِن كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ ﴿٩٢﴾ فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيمٍ ﴿٩٣﴾ وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ ﴿٩٤﴾

Adapun kalau orang itu termasuk golongan oran-orang yang mendustakan dan juga sesat, mereka akan memperoleh jamuan berupa air yang sangat panas yang mencapai puncaknya air, juga dijerumuskan kedalam neraja jahim.” (QS. Al-Waqi’ah[56]: 92-93)

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48941-kematian-sebuah-kepastian/